Tujuan yang paling utama disyari'atkannya puasa bagi orang-orang beriman pada
bulan ramadhan adalah agar mereka menjadi orang-orang yang bertaqwa, hal ini
telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183 yang
berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Dari ayat diatas sudah sangat jelas, bahwa tujuan daripada disyari'atkannya ibadah puasa oleh Allah pada bulan ramadhan
adalah agar orang-orang yang melaksanakannya dengan benar dan sesuai dengan sistem menjadi orang yang
bertaqwa. Selanjutnya tentang ciri-ciri dari orang yang bertaqwa itu banyak
ayat Al-Qur'an yang menjelaskannya, diantaranya dalam surat Ali-Imran 133 - 135
yang berbunyi :
وَسَارِعُوا
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ
وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا
أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ
يَعْلَمُونَ (135)
Dan
bersegeralah kalian menuju kepada ampunan Tuhan kalian dan kepada surga yang
luasnya seluas langit-langit dan bumi, yang sudah dipersiapkan untuk
orang-orang yang bertakwa (135)
(Orang-orang
yang bertakwa itu adalah) orang-orang yang menginfakkan hartanya dalam keadaan
senang maupun susah, yang menahan kemarahannya dan mudah memaafkan orang lain.
Dan Allah itu mencintai orang-orang yang berbuat baik (134)
Dan
orang-orang yang apabila memperbuat kesalahan atau menzhalimi diri mereka
sendiri, mereka mengingat Allah lalu mereka meminta ampun atas dosa-dosa
mereka. Dan tak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Allah. Mereka juga tidak
berterus-terusan dalam perbuatan salah mereka padahal mereka mengetahui (135)
Jika kita simak dengan cermat tentang makna dari
ayat tersebut diatas sangat jelas disebutkan bahwa sebahagian dari tanda-tanda
orang yang taqwa adalah mereka yang senantiasa berinfak baik dalam keadaan
senang maupun susah, mampu menahan amarahnya, suka memberi maaf, senantiasa
berzikir serta banyak beristighfar ketika mereka berbuat salah, senantiasa
berada dalam kebenaran. Jadi inilah sifat-sifat atau kepribadian yang
diharapkan dari seorang muslim beriman setelah mereka keluar dari ramadhan,
inilah sifat dan prilaku yang seharusnya tertanam dalam hati seorang ketika
kita sudah keluar dari ramadhan. Akan tetapi pada kenyataannya kini sudah
hampir dua bulan ramadhan berlalu, masihkah kita senang dengan Al-Qur'an,
masihkah kita senang ke mesjid untuk shalat jama'ah, masihkah kita suka dengan
Qiyamullail dan shalat sunnah lainnya, masihkah kita suka berinfak sebagaimana halnya pada bulan ramadhan
???, dan yang lain lagi masihkah puasa itu melekat dalam diri kita, dalam arti
puasa dari mencuri, puasa dari memfitnah, puasa dari ghibah, puasa dari menipu,
puasa dari korupsi, puasa dari rasa iri dan dengki, dan lain-lainnya. Jika itu
semua tidak lagi kita lakukan, apakah pantas kita disebut sebagai pemenang..?? ( Baca kajian selanjutnya )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar